Sunday, 22 March 2020

Kondisi pendidikan daerah yang memprihatinkan dibalik wabah covid-19






Topanal Gustiranda


Musibah yang mulai didengar diawal tahun 2020 di Indonesia dari negeri tirai bambu menjadi fokus permasalahan di Indonesia pada saat sekarang ini, bahkan menjadi topik pembicaraan oleh masyrakat di dunia saat ini. Kasus ini mulai menjadi fokus pemerintahan Indonesia pada awal maret yang menyebabkan 2 orang WNI terkena virus covid-19 dan silang beberapa hari penyebaran virus covid-19 menyebabkan korban dalam jumlah yang banyak.

Pemerintah menyampaikan kabar duka terkait pasien positif virus corona atau yang mengidap penyakit covid-19 di Tanah Air. Jumlah pasien meninggal setelah mengidap covid-19 di Indonesia kini jumlahnya menjadi 38 kasus per 21 Maret 2020. Hingga Sabtu ini, diketahui bahwa secara total ada 450 pasien covid-19 di Indonesia (kompas.com).

Penyebaran virus ini sangat cepat terjadi disebabkan interaksi masyarakat di Indonesia yang sangat sulit di kendalikan, pelaksanaan kegiatan dalam jumlah yang banyak dalam satu lokasi, pasar tradisional dan pasar modern, mall dan tempat-tempat lainnya yang dianggap menjadi tempat mudahnya virus ini menyebar. Pemerintah melihat kondisi yang sangat sulit dikendalikan mengeluarkan kebijakan Belajar, Bekerja dan Beribadah di rumah masing-masing. Kebijakan ini diterapkan demi menekan penyebaran virus covid-19 menjadi lebih luas lagi.

Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden RI telah diterapkan oleh  pimpinan daerah yang berujung pada surat edaran untuk penetapan siswa, mahasiswa untuk belajar dirumah, serta kepada para pekerja untuk dapat bekerja di rumah/Work From Home (WFH). Penetapan kebijakan WFH ini dianggap merupakan cara yang tepat untuk mengontrol penyebaran covid-19 di Jakarta dan daerah sekitarnya. Tentu WFH telah ditentukan tata cara pekerjaan dan telah ditentukan pekerjaan yang bagaimana yang bisa WFH, karna tentu tidak semua pekerjaan yang bisa dilaksanakan dengan WFH, seperti: tukang parkir, pedagang keliling, driver online dll. Pekerja yang tidak bisa WFH tentu menjadi perhatian penting untuk kita semua agar mampu memberikan edukasi mengenai tata pelaksana kerja yang bersih dalam menjaga kesehatan diri.

Namun setelah saya coba survey ke salah satu daerah di Indonesia, penerapan WFH khususnya bagi siswa di daerah menjadi permasalahan yang sangat berat bagi mereka. Kenapa ? jawabannya karna perekonomian keluarga yang dominan berada pada tingkat rendah, sehingga sangat sulit untuk memiliki perangkat komunikasi yang mendukung untuk pembelajaraan daring. Ada sebagian mereka yang berkata “bagaimana mungkin kami orang tua bisa mendampingi anak kami untuk melakukan pembelajaran daring sedangkan kami gagap teknologi dan memiliki pendapatan yang cukup untuk makan?”. Seketika mendengar itu saya terdiam dan membenarkan didalam hati, bahwa teriakan mereka perlu dipertimbangkan dan perlu diketahui oleh para pimpinan di Negara ini. Pelaksanaan pembelajaran daring tentu harus didukung dengan SDM dan Sarana serta prasarana yang mencukupi.

Sekarang bagaimana pemerintah daerah memberikan solusi?? mungkin bisa berupa sosialisasi dan penyediaan sarana dan prasarana untuk masyarakat daerah dalam menjalankan kebijakan yang berlaku pada saat sekarang ini. Dan saya sangat yakin, banyak daerah-daerah lain di Indonesia ini merasakan hal yang sama, dilain sisi sistim ini sangat bagus dalam meminimalisir penyebaran covid-19 namun dilain sisi juga menjadi suatu beban pikiran bagi masyarakat dikalangan bawah.




Peran Mahasiswa di tengah Pandemik Covid-19




Fajar Priyautama
Sub Koordinator Penalaran, Kreativitas, Minat, dan Bakat Kemahasiswaan



Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, mahasiswa merupakan peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. Tidak ada lagi jenjang pendidikan setelah jenjang pendidikan tinggi sehingga setelah lulus, mahasiswa menjadi ujung tombak sebagai calon penerus bangsa. Nasib bangsa 10 tahun, 20 tahun ke depan sangat ditentukan oleh kualitas mahasiswa yang saat ini lagi menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Pada kondisi saat ini di tengah-tengah wabah penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), peran serta mahasiswa sangat diperlukan dalam mencegah lebih banyak kasus penularan Covid-19. Beberapa peran serta yang dapat dilakukan oleh mahasiswa kepada masyarakat antara lain: 1) agent of change, 2) guardian of value, 3) iron stock, 4) moral force, 5)social control (Nadhiifah Nurul Haq, 2019).
Sebagai agent of change (agen perubahan), mahasiswa harus menjadi penggerak masyarakat kearah yang lebih baik. Sebagai kamu intelektual, mahasiswa hendaknya dapat memberikan edukasi tentang Covid-19 kepada masyarakat minimal masyarakat sekitar di lingkungannya mengenai bagaimana cara pencegahannya sehingga meminimalisir penyebaran, tindakan-tindakan yang harus dilakukan apabila ada masyarakat terindikasi gejala-gejala Covid-19. Tentunya edukasi yang disampaikan haruslah sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat mengingat masyarakat kita tingkat kesadarannya masih rendah.
Sebagai guardian of value (penjaga nilai), mahasiswa harus menjaga nilai-nilai yang dijunjung bersama-sama antara lain kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan lain sebagainya.  Di tengah maraknya berita hoax tentang Covid-19 yang membuat resah masyarakat, mahasiswa hendaknya tidak ikut menyebarkan berita hoax namun berperan serta dalam memerangi berita hoax dan menyampaikan berita yang sesugguhnya agar masyarakat tidak semakin resah. Sebagai informasi, sampai saat ini jumlah berita hoax yang beredar sejumlah 196 berita (Detik, 2020).
Sebagai iron stock (generasi penerus bangsa), mahasiswa merupakan ujung tombak calon penerus bangsa sehingga ke depan negara ini akan dikelola oleh mahasiswa yang saat ini masih menempuh pendidikan. Sebagai aset bangsa, harus dijaga betul kualitas dan kuantitas mahasiswa. Di tengah wabah pandemik Covid-19, mahasiswa hendaknya dapat menjaga kebersihan dan kesehatannya masing-masing dan mengikuti himbauan pemerintah dengan melakukan social distancing (pembatasan sosial) agar meminimalisir tertularnya Covid-19 yang saat ini per 19 Maret 2020 telah menelan korban jiwa sebanyak 25 orang (CNN Indonesia, 2020). Agar dapat mempertahankan kualitas mahasiswa lulusan perguruan tinggi di tengah wabah pandemik Covid-19, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengimbau perguruan tinggi agar pembelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka diganti dengan dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring.
Sebagai moral force, sebagai insan yang mengenyam pendidikan tertinggi, mahasiswa harus menjadi contoh, teladan bagi masyarakat bagaimana menyikapi wabah pandemik Covid-19 agar masyarakat tidak resah dan panik.
Sebagai social control, mahasiswa harus menjadi pengontrol sosial dalam bentuk pengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal penanganan wabah pandemik Covid-19. Mahasiswa harus kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai kurang tepat seperti masih longgarnya warga negara asing masuk ke Indonesia, banyak informasi yang simpang siur, ketidakkonsistenan kebijakan yang disampaikan pejabat. Disamping kebijakan-kebijakan yang kurang tepat mahasiswa juga harus kritis untuk menyampaikan kebijakan-kebijakan yang seharusnya segera dilakukan oleh pemerintah.
Peran serta semua pihak sangat diperlukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi bangsa saat ini yaitu Covid-19. Semoga bangsa kita dapat melewati cobaan dan menjadi bangsa pemenang yang akan datang dengan generasi emas.

Daftar Pustaka

Nadhiifah Nurul Haq. (2019). 5 Peran Mahasiswa dalam Masyarakat yang Harus Kamu Tahu dan Laksanakan. IDNTimes.
Detik. (2020). Update: Ada 196 Hoax Virus Corona Ditemukan di Indonesia. Jakarta: Detik.
CNN Indonesia. (2020). Korban Meninggal akibat Corona di RI Tertinggi di ASEAN. Jakarta: CNN Indonesia.
Presiden R.I. (2012). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta.


Jum’at-an Saat WFH Kekinian





Iskandar

Jam dinding rumahku berdentang, pukul 11:30 WIB mengingatkan aku untuk segera pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat  jum’at, yang kebetulan saat ini aku sedang WFH terkait Surat Edaran Sesjen Depdikbud dan ditindaklanjuti oleh Surat Edaran Sesditjen Pendidikan Tinggi Depdikbud dalam rangka pencegahan penyebaran epidemi COVID-19.

Aku segera bergegas menyiapkan diri, dan berjalan menuju masjid terdekat dengan tempat tinggalku, dengan membawa sajadah. Di pertengahan jalan menuju arah masjid, aku melihat jama’ah lainnya dan beberapa tetangga dekat rumahku balik meninggalkan masjid tujuanku. Setelah dekat berpapasan denganku salah seorang dari para jama’ah tersebut mengatakan bahwa masjid Baitul Mu’min tempat recana tujuanku sholat jum’at saat ini tidak meyelenggarakan sholat tersebut, dikarenakan ada maklumat dari MUI cabang Bekasi. Akhirnya aku putar haluan mencari masjid terdekat yang mungkin menyelenggarakan sholat jum’at. Hal yang sama aku alami, saat sampai pertengahan jalan mendapat kabar bahwa masjid Al Jihad pun tidak menyelenggarakan sholat jum’at. Hatiku mulai was-was maklum waktu telah menunjukkan pukul 12:00 WIB, dimana itu adalah waktu sholat jum’at tanggal 20 Maret 2020 ini.

Singkat cerita, setelah berkeliling komplek akhirnya aku menemukan masjid yang  besar dan megah yaitu Al Barokah yang menyelenggarakan sholat jum’at, tepat pada saat adzan berkumandang. Tidak seperti biasa, hampir sebagian besar jama’ah menggunakan masker penutup mulut dan hidung. Dalam hatiku tertawa, untung saja khotib tidak memakai masker, karena terbayang olehku bagaimana menyampaikan kutbah jum’at-nya. Demikian juga rasa canggung para jama’ah saat akan  berjabat tangan sangat terlihat jelas pada raut wajah mereka. Hal ini benar-benar pengalaman paling aneh yang aku alami sepanjang hidupku saat mengikuti sholat jum’at. Semoga hal ini akan cepat berlalu dan kembali normal seperti sediakala.

Dalam doa khusyuk yang kupanjatkan, semoga Alloh SWT segera mengangkat musibah COVID-19, melindungi seluruh keluarga, saudara, teman, rekan kerja, para pemimpin, dan seluruh rakyat bangsa Indonesia dari malapetaka ini, aamiin YRA.  

SARAN AHLI UNTUK ORANG TUA TENTANG WABAH VIRUS CORONA




Roni Rukmana

Informasi tentang penyebaran COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru, tidak dapat dihindari saat ini. kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 119 orang. Dilansir dari tempo.co, Orang dewasa dapat melakukan banyak hal untuk meminimalkan dampak gosip sekolah dan mencoba menenangkan ketakutan anak tentang virus corona - atau berita apa pun yang terasa menyeramkan,
Ketika berita itu menakutkan, wajar saja untuk menjauhkan anak-anak Kita darinya dan berharap berita itu dengan cepat menjadi berita lama tanpa menimbulkan kecemasan mereka. Tetapi ketika subjek menjadi sebesar wabah virus corona sering kali lebih baik mengatasinya secara langsung, sehingga Anda dapat memerangi informasi yang salah sebelum menyebar dan mengontrol jangka waktu percakapan.
Tujuan utama percakapan Anda adalah menyampaikan pesan kepastian
Meskipun sangat penting untuk berbicara dengan anak-anak Kita tentang berita yang mungkin membuat mereka sedih, Anda tidak harus membuatnya menjadi pembicaraan yang serius. Lebih baik jika Anda menggunakan nada santai dan informal - nada yang menunjukkan bahwa masalahnya sedang ditangani.
Hal utama yang dapat diambil untuk anak-anak kita adalah bahwa ada begitu banyak dokter, ilmuwan, dan profesional kesehatan lainnya yang bekerja sangat keras untuk membantu mereka yang sakit dan melindungi mereka yang sehat," kata Debbie Zeichner, LCSW, seorang pelatih pengasuhan anak berbasis di San Diego, California. "Sangat penting untuk memberikan jaminan dan empati dengan apa pun ketakutan atau emosi yang mungkin mereka miliki."
Diskusikan sesuai usia anak
Anda paling mengenal anak-anak Anda, jadi terserah Anda untuk menyesuaikan tingkat informasi yang Anda berikan kepada anak Anda. Dan, tergantung pada usia anak-anak Anda, namun, sebagai aturan umum, ketika Anda berbicara tentang anak-anak prasekolah, tekankan pada cara mencuci tangan yang baik. "Anda mungkin berkata, 'Beberapa orang sedang sakit sekarang, jadi kita harus terus mencuci tangan dan membuat pilihan sehat kita!'" kata Katie Hurley, LSCW. 
Mempersiapkan diri untuk mencegah wabah virus corona
"Sikap kita sangat penting," kata Zeichner. "Jika kita cemas atau ambivalen, anak-anak kita dengan mudah memahami hal ini. Sering dikatakan bahwa emosi itu menular, yang disebabkan oleh kimia otak kita - terutama karena sistem saraf anak-anak kita memberi makan sistem saraf kita untuk informasi dan regulasi. Kita harus menjadi dan menyediakan tempat dan wadah yang aman untuk emosi mereka, daripada berkontribusi pada ketakutan mereka. Saya suka menyebutnya memiliki 'kepercayaan diri yang tenang.' "
Kita bisa melakukan yang terbaik untuk mendidik mereka tentang kuman, bagaimana kuman menyebar, dan bagaimana ketika kita menjaga tangan kita bersih dan jauh dari wajah kita, itu membantu kita tetap sehat, Tapi tidak mungkin mengendalikan apa yang dilakukan anak-anak kita dengan tangan mereka dalam situasi ini." Jika Anda melihat anak Anda mengalami goresan hidung, Anda harus membiarkannya.







Friday, 20 March 2020

SOLUSI DARI ANCAMAN COVID-19 TERHADAP AKADEMIK KEMAHASISWAA







Dr. Dra. Cedaryana, MPd
Sub Koordinator Akademik Kemahasiswaan

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi baik di universitas, institut, sekolah tinggi atau akademi. Jadi pengertian mahasiswa artinya terpelajar.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi, di dalam struktur pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi di antara yang lain. Mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan (agent of change). Menjadi seorang yang dapat memberi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat/ bangsa. Menyandang gelar Mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan karena seorang mahasiswa harus cerdas, sehat, taqwa, beretika, berempati serta mampu berinovasi dan kreatif.

Sejak Desember 2019 dunia digemparkan dengan Corona Virus Disease (COVID-19) dimulai dari Wuhan - China. Kemudian merebak menjadi musibah dunia. Di bulan Februari 2020 mulai terasa di Indonesia. Untuk tetap berlangsungnya Akademik Kemahasiswaan di tengah ancaman COVID-19 maka Dosen, Mahasiswa dan pihak kampus saling bersinergi.

Sejak Senin, 16 Maret 2020 KBM perkuliahan di perguruan tinggi dilaksanakan secara PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)kuliah On-line/Daring. antara lain : skype, google hangout,  zoom meeting, dll. Bagi yang belum terbiasa dengan metode tersebut pihak kampus akan memberikan tutorial hingga pelatihan. Beberapa PTN telah menetapkan PJJ hingga berakhirnya Semester Genap TA 2019/2020

Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita dan Indonesia segera pulih terlepas dari COVID-19.

"Tidak ada suatu musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, Dan barangsiapa beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Qs At Taghabun:11)

Kemungkinan Terkena dan Pencegahan Coronavirus (COVID-19)


Seberapa besar kemungkinan saya terkena COVID-19?, Risikonya tergantung pada di mana Anda berada – dan lebih khusus lagi, apakah ada wabah COVID-19 yang terjadi di sana. Bagi kebanyakan orang di sebagian besar lokasi, risiko terkena COVID-19 masih rendah. Namun, sekarang ada tempat di seluruh dunia (kota atau daerah) di mana penyakit ini menyebar. Bagi orang yang tinggal di, atau mengunjungi, daerah-daerah ini risiko terkena COVID-19 lebih tinggi. Pemerintah dan otoritas kesehatan mengambil tindakan tegas setiap kali kasus baru COVID-19 teridentifikasi. Pastikan untuk mematuhi batasan lokal tentang perjalanan, pergerakan atau pertemuan besar. Bekerja sama dengan upaya pengendalian penyakit akan mengurangi risiko Anda terkena atau menyebar COVID-19.

Wabah COVID-19 dapat diatasi dan transmisi dihentikan, seperti yang telah ditunjukkan di Cina dan beberapa negara lain. Sayangnya, wabah baru dapat muncul dengan cepat. Penting untuk mengetahui situasi di mana Anda berada atau berniat untuk pergi. WHO menerbitkan pembaruan harian tentang situasi COVID-19 di seluruh dunia.

Haruskah saya khawatir tentang COVID-19? Penyakit akibat infeksi COVID-19 umumnya ringan, terutama untuk anak-anak dan dewasa muda. Namun, itu dapat menyebabkan penyakit serius: sekitar 1 dari setiap 5 orang yang tertular membutuhkan perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu sangat normal bagi orang untuk khawatir tentang bagaimana wabah COVID-19 akan mempengaruhi mereka dan orang yang mereka cintai. Kita dapat menyalurkan keprihatinan kita ke dalam tindakan untuk melindungi diri kita sendiri, orang-orang yang kita cintai dan komunitas kita. Yang pertama dan terpenting di antara tindakan-tindakan ini adalah mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh serta kebersihan pernapasan yang baik. Kedua, tetap terinformasi dan ikuti saran dari otoritas kesehatan setempat termasuk pembatasan yang diberlakukan pada perjalanan, pergerakan dan pertemuan.

Apakah antibiotik efektif dalam mencegah atau mengobati COVID-19? Tidak. Antibiotik tidak bekerja melawan virus, mereka hanya bekerja pada infeksi bakteri. COVID-19 disebabkan oleh virus, jadi antibiotik tidak berfungsi. Antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan COVID-19. Mereka hanya boleh digunakan seperti yang diarahkan oleh dokter untuk mengobati infeksi bakteri.

Adakah obat atau terapi yang dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19? Sementara beberapa pengobatan barat, tradisional atau rumahan dapat memberikan kenyamanan dan mengurangi gejala COVID-19, tidak ada bukti bahwa obat saat ini dapat mencegah atau menyembuhkan penyakit. WHO tidak merekomendasikan pengobatan sendiri dengan obat apa pun, termasuk antibiotik, sebagai pencegahan atau penyembuhan untuk COVID-19. Namun, ada beberapa uji klinis yang sedang berlangsung yang mencakup obat-obatan dan tradisional. WHO akan terus memberikan informasi terbaru segera setelah temuan klinis tersedia.

Apakah ada vaksin, obat atau perawatan untuk COVID-19? Belum. Hingga saat ini, tidak ada vaksin dan tidak ada obat antivirus khusus untuk mencegah atau mengobati COVID-2019. Namun, mereka yang terkena harus mendapatkan perawatan untuk meredakan gejala. Orang dengan penyakit serius harus dirawat di rumah sakit. Sebagian besar pasien pulih berkat perawatan suportif. Kemungkinan vaksin dan beberapa perawatan obat tertentu sedang diselidiki. Mereka sedang diuji melalui uji klinis. WHO sedang mengoordinasikan upaya untuk mengembangkan vaksin dan obat-obatan untuk mencegah dan mengobati COVID-19. Cara paling efektif untuk melindungi diri sendiri dan orang lain terhadap COVID-19 adalah dengan sering membersihkan tangan, menutupi batuk dengan tikungan siku atau tisu, dan menjaga jarak setidaknya 1 meter (3 kaki) dari orang yang batuk atau bersin. (Lihat Tindakan perlindungan dasar terhadap coronavirus baru).

feedback to bukupandora.com

ANALISIS KEBIJAKAN PERGURUAN TINGGI TERHADAP MAHASISWA TERKAIT COVID-19 DAN DAMPAKNYA BAGI ORGANISASI KEMAHASISWAAN






Dhaniek Wardhanie Ratnaningrum
*Sub Koordinator bidang Organisasi Kemahasiswaan


Merebaknya penyebaran virus COVID-19 atau yang akrab disebut dengan Virus CORONA pada awal tahun 2020 ini cukup membuat panik negara-negara di seluruh dunia. Virus ini yang tadinya hanya merebak di wilayah Wuhan, Cina Daratan dengan cepat merebak dan menyebar diseluruh wilayah Cina daratan. Pada akhirnya dalam waktu yang singkat virus mematikan ini pun sudah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Virus ini ditakuti karena penyebarannya yang mudah dan bisa mematikan dalam tempo waktu singkat. Beberapa negara telah mengambil langkah-langkah penyebaran virus tersebut, termasuk Indonesia.

Penyebaran Virus COVID -19 atau Corona yang amat mudah dan dapat mengakibatkan kematian dalam tempo yang singkat cukup membuat panik masyarakat diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut lama Worldometers.info, pada hari Senin tanggal 16 Maret 2020 ini, tercatat sudah 157 negara yang terjangkit dan terdapat 169.531 kasus infeksi di seluruh Dunia. Dari jumlah tersebut disebutkan juga bahwa secara global tercatat 71.753 jiwa yang terselamatkan sedangkan ada 6.515 jiwa tingkat kekmatian akibat virus tsb. Di Indonesia sendiri pada tanggal 15 Maret 2020 tercatat ada 117 kasus infeksi dan dari jumlah tersebut, sebanyak 5 orang meninggal dan 8 orang dinyatakan sembuh.
WHO sebagai badan dunia yang mengurusi bidang kesehatan telah menyatakan dan menetapkan Pandemi Virus COVID-19 ini. Hal ini yang menjadi dasar bagi pemerintah Indonesia untuk langsung mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengambil langkah-langkah pencegahan dengan dikeluarkannya Surat Edaran Mendikbud nomer 3 tahun 2020 tentang pencegahan COVID-19 pada satuan pendidikan yang didalamnya diuraikan langkah-langkah preventif yang harus diambil oleh satuan pendidikan.
Perguruan Tinggi sebagai salah satu satuan pendidikan telah mengambil berbagai kebijakan terkait pencegahan penyebaran Virus COVID – 19 ini, diantaranya adalah :
1.       Menerapkan proses kuliah jarak jauh;
2.       Menangguhkan berbagai perjalanan dan tamu dari dan ke luar negeri;
3.       Menunda dimulainya kegiatan perkuliahan ;
4.       Wisuda diundur pelaksanaannya;
5.       Meningkatkan kewaspadaan.

Di berbagai Perguruan Tinggi telah ditetapkan bahwa perkuliahan yang biasanya dilakukan secara tatap muka diganti dengan model pembelajaran jarak jauh atau daring. Beberapa Perguruan Tinggi  yang mengambil langkah memulangkan mahasiswanya serta membatasi kegiatan – kegiatan yang melibatkan orang banyak sehingga berdampak juga pada kegiatan-kegiatan organisasi kemahasiswaan. Kegiatan –kegiatan yang telah disusun terpaksa harus disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Bahkan ada beberapa Perguruan Tinggi yang sudah menegaskan untuk menunda sementara kegiatan-kegiatan organisasi kemahasiswaan sampai waktu yang telah ditetapkan kemudian.

Terkait hal tersebut diatas maka ada beberapa hal yang perlu dicermati terkait kebijakan Perguruan tinggi dalam mengahadapi penyebaran Virus COVID – 19 yang berdampak pada kegiatan organisasi kemahasiswaan, :
1.       Kegiatan organisasi kemahasiswaan apabila memang melibatkan banyak orang maka bisa ditunda pelaksanaannya atau apabila memungkinkan di adakan secara daring. Sedangkan kegiatan yang bersifat koordinasi bisa dilakukan secara daring dengan menggunakan berbagai jejaring sosial yang ada dan biasa digunakan;
2.       Diharapkan, para mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan memiliki pengetahuan yang cukup memadai tentang virus COVID-19 ini, sehingga bisa berperan aktif dalam pencegahan penyebaranya.

Momentum Merubah Cara Bekerja dan Meningkatkan Kesadaran Tanggungjawab Profesional





Dr. Misbah Fikrianto
*Analis Kebijakan / Koordinator Kemahasiswaan


        Setiap kejadian dalam kehidupan merupakan takdir Tuhan yang maha kuasa. Kita sebagai makhluk sosial harus selalu bersyukur dan meningkatkan kualitasnya. Kondisi yang melanda semua Negara di dunia, termasuk Negara Indonesia yaitu wabah pandemi virus COVID-19 menjadikan kita semua harus selalu menginstrospeksi diri dan berikhtiar untuk menjaga diri dengan baik. Tidak ada yang menjamin kesehatan pribadi masing-masing melainkan diri sendirinya.
            Berkaitan dengan kondisi tersebut, Presiden Jokowi sudah memberikan pernyataan untuk memulai Belajar, Bekerja, dan Beribadah dari rumah. Pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mas Menteri dengan tegas menginstruksikan untuk dapat Bekerja dari Rumah, Belajar Dari Rumah, dan Beribadah dari Rumah. Kebijakan tersebut merupakan momentum yang pas untuk merubah cara bekerja yang tadinya harus bertemu tatap muka, melakukan pertemuan langsung, dan kegiatan luar, berubah menjadi bekerja melalui aplikasi, bekerja online, dan melakukan kegiatan secara daring. Perubahan ini merupakan peluang strategis untuk memberikan pemahaman, peningkatan kompetensi, efektivitas, serta efisiensi bekerja, Peran Pimpinan Satker, Koordinator, Subkoordinator, dan individu masing-masing dituntut. Kesadaran akan tanggungjawab professional juga digugah, karena sistem monitoring dan pengawasan akan sangat bergantung pada kejujuran dan produktivitas personal akan pekerjaannya.
            Di Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan telah dibagi tugas dan pekerjaan sesuai dengan Substansi masing-masing. Pada Substansi kemahasiswaan, kita melakukan pembagiaan tugas sesuai dengan subkoordiator, yaitu subkoordinator penalaran, kreativitas, minat, bakat, subkoordinator organisasi kemahasiswaan, subkoordinator kesejahteraan/kewirausahaan kemahasiswaan, dan subkoordinator akademik kemahasiswaan. Setiap hari kami melakukan koordinasi dan pembahasan online, serta mengisi googleform kehadiran, kepulangan, dan laporan pelaksanaan. Kita berharap semua pegawai dapat bekerja dari rumah, membiasakan menggunakan aplikasi, melakukan pekerjaan yang dapat dilakukan, berkoordinasi dengan subkoordinator dan coordinator setiap saat dibutuhkan, serta membiasakan bekerja tanpa pengawasan langsung. Bagaimana kita tetap melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang pekerjaan dan jabatan fungsional yang ada.
            Perubahan ini sangat positif untuk memberikan dorongan berubah dari zona nyaman ke zona baru, tentunya membutuhkan penyesuaian dan waktu. Semoga secara bertahap dan perlahan pembiasaan ini memberikan perubahan perilaku yang baik. Pemanfataan teknologi sudah menjadi kebutuhan, apalagi dikaitkan dengan revolusi industri 4.0 dengan literasi data, teknologi, dan manusia, serta saat ini kita sudah mempersiapkan dengan revolusi industry tahap 5.0 (Smart Society). Bagaimana kemampuan individu untuk menjalankan pekerjaan professional dan memisahkan dengan tanggungjawab keluarga di rumah. Semua proses tersebut dapat berjalan sesuai dengan porsi dan professional yang ada. Semua individu dalam kondisi begini memiliki peran yang sangat penting. Oleh karena itu, bagaimana kita dapat terus bekerja sesuai dengan amanah yang ada. Bekerja itu adalah Ibadah, jadi menjalankan pekerjaan adalah menjalankan ibadah untuk Allah SWT.
           Proses pendidikan di Perguruan Tinggi mayoritas dilakukan melakukan online/daring, hal ini menjadi momentum yang baik, untuk menerapkan online learning secara massive. Setiap kejadian pasti ada hikmah baiknya, Alhamdulillah kondisi ini menjadi kondisi emergency untuk melakukan perubahan cara belajar dan proses pembelajaran.
        Apakah hasil pekerjaan bisa terukur? Tentunya sangat bisa diukur, sepanjang ada target, ada hasil, dan terdapat pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan tusi masing-masing. Apakah kondisi Bekerja dari Rumah sama Produktifnya dengan Bekerja di Kantor? Sangat bergantung pada pekerjaan dan inividunya tersebut. Berdasarkan hal tersebut, kita masing-masing individu harus terus produktif, berkoordinasi, dan membuka diri untuk melakukan hal-hal baru. Pada kondisi ini, dibutuhkan kreaitivtas dan inovasi baik dalam perencanaan, proses, dan memberikan nilai tambah pada hasil pekerjaan.
            Kami selalu mendoakan supaya kita semua dalam keadaan sehat wal afiat dan dilindungi Allah SWT, sehingga mampu menjalankan pekerjaan dengan baik dan menjaga keluarga dengan baik.   

Bidang Kemahasiswaan - Belmawa


 Bidang  Kemahasiswaan merupakan organisasi yang berada didalam struktur organisasi di Direktorat Pendidikan Tinggi, bidang ini merupakan wadah yang menyediakan beberapa kegiatan dikalangan mahasiswa. Kegiatan berupa pelaksanaan yang non kompetisi, bisa berupa bantuan pembiayaan kegiatan mahasiswa, pelaksanaan kegiatan untuk mengabadi kepada masyarakat dan banyak kegiatan lainnya sesuai dengan sub bidang yang telah di tentukan.

 Sub bidang pada bidang kemahasiswaan ini dibagi menjadi empat bagian yang dipimpin oleh satu koordinator bidang, adapun sub bidang yang dimaksud yaitu, sbb:

  • Sub bidang Penalaran, Kreativitas, Minat dan Bakat
  • Sub bidang Kesejahteraan dan Kewirausahaan
  • Sub bidang Pendidikan dan Akademik
  • Sub bidang Organisasi Kemahasiswaan