Wednesday, 22 April 2020

Dampak Corona Mulai Melanda Petani di Sebagian Daerah Sumatera Barat

Petani masih beraktifitas ditengah kondisi wabah covid 19 di Sumatera Barat

Topanal Gustiranda

Merabaknya virus corona yang sedang melanda dunia saat ini telah membuat  perubahan di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Penyebaran virus yang tidak hanya di kota kota besar tetapi sudah menyebar diberbagai daerah di Indonesia membuat kepanikan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
sektor pertanian juga tidak luput dari dampak dari mewabahnya virus corona ini. Disebagian besar daerah pertanian di Sumatera Barat telah merasakan dampak dari penyebaran virus corona ini, dimulai dari hasil panen yang sepi pelanggan, harga yang turun sangat drastis dan kondisi para petani yang sudah mulai panik dengan kondisi saat sekarang. Himbauan untuk tetap dirumah juga tidak bisa diindahkan oleh para petani, hal ini disebabkan karna bertanilah mata pencaharian mereka sejak dahulunya.
Beberapa wilayah pertanian di Sumatera Barat yang sempat disurvey, memang terjadi penurunan pemesanan hasil panen dari pasar yang sangat drastis hal ini disebabkan mulai sepinya pasar dan pelanggan, tetapi masih ada juga daerah yang petani masih merasakan kondisi normal seperti sebelum datangnya wabah corona ini namun mereka masih merasa was-was ditengah wabah virus corona ini.
Pengusaha bawang di Alahan panjang yaitu Uda Yuliandra Pratama SP mengatakan bahwa para petani didaerah alahan panjang masih melaksanakan aktifitas bertani seperti biasa namun hanya kebanyakan petani juga merasakan panik dengan informasi virus corona yang tersebar, dilihat dari hasil penjualan panen masih belum berdampak besar, hal ini disebabkan masih panen dalam jumlah sedikit dan permintaan pasar yang belum berkurang, tetapi kekhawatiran tetap melanda petani jika pasar sepi nantinya saat datangnya musim panen besar.
 Widya Erja,SP sebagai Penyuluh Pertanian di BPP Batusangkar, Sumatera Barat juga menyampaikan berbagai keluhan petani dilapangan atau dipasar, baik keluhan berupa sepinya pembeli, sulitnya menjual hasil panen, sampai kepada krisis ekonomi pada petani di Batusangkar, dan petani juga takut kepada para perantau yang pulang dan tidak mengisolasikan diri mereka tetapi malah langsung ke sawah dan berinteraksi dengan para petani. 
Namun ditengah kondisi ini penyuluh tetap memberikan edukasi mengenai SOP dalam melakukan pekerjaan ditengah wabahnya virus corona ini.
Di tempat terpisah, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan, Edy Purnawan meyampaikan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus berkoordinasi memastikan pertanaman berjalan aman dan lancar terutama dari berbagai kondisi yang bisa mengakibatkan terganggunya kondisi pertanaman seperti salah satunya mengantisipasi terjadinya serangan OPT.
"Hal ini sesuai arahan Bapak Dirjen Tanaman Pangan Suwandi untuk memastikan masa panen seperti yang terjadi saat ini dapat berjalan baik dan lancar dan hasilnya pun bagus," ujar Edy Purnawan.
 Beberapa  harapan petani di Sumatera Barat ini ditengah wabahnya virus corona ini adalah tetap dapat melaksanakan aktifitas bertani seperti biasanya dan selalu mendapat edukasi dari berbagai instansi mengenai wabah virus corona dan penanganan dalam mengurangi penyebaran virus ini, dan para petani menginginkan untuk diadakan pos pos penanganan virus corona di setiap desa-desa yang mereka tempati.


Dhaniek Wardhanie Ratnaningrum, SS

Sub Koordinator Organisasi Mahasiswa
Dit. Belmawa Ditjen Dikti Kemdikbud


    Memasuki tahun 2020, banyak rencana yang sudah dirancang. Beberapa rencana sudah terlaksana namun banyak rencana yang sepertinya mengalami beberapa penyesuaian atau bahkan  tidak bisa terlaksana sebagaimana mestinya. Perubahan-perubahan yang terjadi begitu cepat. Semua ini hanya terjadi karena adanya pandemic virus covid 19 atau yang lebih dikenal dengan nama virus corona. Dimana diawal tahun biasanya kita sudah disibukan dengan berbagai macam kegiatan kantor yang cukup menyita waktu, namun khusus di tahun 2020 ini kita dihadapkan pada kenyataan bahwa semua kegiatan yang biasanya kita lakukan di kantor harus bs dikerjakan dari rumah, sesuai dengan ketentuan pemerintah untuk bisa Bekerja dari Rumah atau Work From Home (WFH).

Kegiatan bekerja dari rumah ini sudah dilakukan selama 1 bulan dan diperpanjang lagi sampai dengan tanggal 13 Mei 2020 sesuai dengan SE MenPANRB nomer 50 tahun 2020. Kegiatan bekerja dari rumah bisa terlaksana dengan mengandalkan sosial media yang ada seperti Whatssap Group, Zoom, Facebook, Instagram dan lain-lain. Walau masih banyak kendala dalam melaksanakan kegiatan bekerja dari rumah namun kami tetap bekerja dari rumah dengan semangat seperti saat bekerja di kantor.

Dimasa pandemic virus covid 19 ini, ada kebijakan dari pemerintah untuk memakai masker kain sebagai pelindung diri saat berkegiatan di luar rumah, karena masker medis yang biasa digunakan hanya diperuntukan bagi tenaga medis dan orang2 yang terpapar penyakit saja. Maka disela-sela menjalankan kegaitan bekerja dari rumah maka dimulailah kegiatan lain yaitu berburu masker terutama masker kain, banyak vendor-vendor yang menawarkan berbagai bentuk masker kain sehingga malah membuat bingung, karena banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Seperti misalnya seberapa efektifkah masker kain disbanding masker medis,  bahan apa yang terbaik untuk masker kain, atau bentuk yang baik untuk masker kain spt apa dan lain-lain, maka selain berburu masker kain tidak ada salahnya untuk berburu juga informasi-informasi yang terkait dengan masker kain.
Menurut WHO, bahwa guna memutus mata rantai penyebaran virus covid 19 maka semua orang yang harus berada di luar rumah harus menggunakan masker kain, setelah sebelumnya Badan Dunia bidang Kesehatan tersebut menyatakan bahwa hanya orang yang sakit dan tenaga medis saja yang boleh menggunakan masker medis. Hal tersebut diambil setelah adanya penelitian ilmiah  yang menyatakan adanya dampak positif dari pemakaian masker dalam mencegah penyebaran virus covid 19.
Dalam Panduan sementara WHO, ada hal-hal yang harus diperhatikan terkait Masker, yaitu :
- Jumlah lapisan kain/tisu;
- Kemudahan bernapas yang diberikan bagi pengguna dari bahan masker;
- Sifat kedap air/hidrofolik;
- Bentuk masker;
- Kesesuaian masker.

Selain itu WHO juga menyarakan penggunaan tepat masker sebagai berikut :
- Tempatkan masker dengan hati-hati, pastikan masker menutup mulut dan hidung, dan kaitkan dengan kuat untuk meminimalisasi jarak antar wajah dan masker;
 Hindari menyentuh masker saat digunakan ;
- Lepas masker dengan teknik yang benar, jangan menyentuh bagian depan masker, melainkan lepaskan masker dari belakang;
- Setelah melepas atau setiap kali tidak sengaja menyentuh masker yang terpakai, bersihkan tangan dengan cairan antiseptic berbahan dasar alcohol atau sabun dan air mengalir jika tangan terlihat kotor;
- Segera ganti masker saat masker menjadi lelbab dengan masker baru yang bersih dan kering;
-Jangan gunakan kembali masker sekali pakai;
- Buang masker sekali pakai setelah digunakan dan segera buang setelah dilepas

Untuk masker kain sebaiknya digunakan tidak lebih dari 4 jam atau apabila sudah lembab maka masker harus segera diganti. Masker kain yang sudah tidak digunakan sebaiknya dimasukan ke dalam plastic untuk dapat dicuci dengan air sabun dan dapat dipakai kembali. Masker kain dapat menahan droplet pemakai dan bisa menahan droplet orang lain.

Para ahli peneliti dari Cambridge University telah melansir hasil penelitiannya tentang efektivitas berbagai macam kain yang dapat digunakan sebagai masker kain dan perbandingannya untuk menangkal kuman berukuran 0,02 mikron atau 5x lebih kecil daripada ukuran virus corona sebesar 0,1 mikron, dan hasilnya sebagai berikut :
 Masker Bedah                    : 89%
- Lap Dapur                           : 73%
- Kain Katun Campuran        : 70%
- Sarung Bantal                     : 57%
- Kain Katun                          : 51%

Sementara itu 2 lapis kain diuji dengan hasil:
- Masker Bedah                    : 97%
- Lap Dapur                           : 97%
- Kain Katun Campuran        : 71%
- Sarung Bantal                     : 62%
Kain Katun                          : 51%


Data Penelitian ahli dari Cambridge University memaparkan bahwa masker kain 2 lapis tidak signifikan meningkatkan efektivitas menangkal virus. Tapi masker kain dari bahan lap dapur efektifitasnya mendekati masker bedah. (sumber: Kompas.com tanggal 6 april 2020)
Namun mengingat pamakaian masker juga harus memperhatikan kenyamanan pengguna, dimana biasanya kain bahan lap dapur bila dipakai tidak akan membuat nyaman pengguna karena sulit untuk bernapas, maka bahan terbaik untuk pembuatan masker kain adalah kain katun kombinasi dan sarung bantal’

Masker yang baik adalah yang digunakan secara benar yaitu menutupi mulut, hidung dan dagu serta tidak longgar dan tidak boleh menyentuh bagian depan masker, kain yang berbahan kain 3 lapis (yang bisa diberi tisu untuk filter tambahan) lebih baik ketimbang masker kain yang hanya 2 lapis.
Untuk bahan kain untuk pembuatan masker, sesuai dengan rekomendasi adalah bahan katun, hindarilah memakai kain tenun, kain rajutan, kain polyester, spandeks, kain yang susah kering atau kain yang mudah lembab. Apabila sudah digunakan maka dilarang untuk menurunkan masker sampai ke dagu walaupun sekedar hanya untuk makan atau berbicara, karena apabila sudah melorot maka masker kain harus segera diganti dengan masker kain yang baru dan bersih.
Berbekal dari informasi-informasi tersebut diatas maka diperoleh beberapa kesimpulan bahwa :
1.    Masker kain tidak signifikan meningkatkan efektivitas menangkal virus, namun masih lebih baik daripada tidak memakai sama sekali;
2.    Bahan yang baik untuk membuat masker kain adalah katun kombinasi dan bahan sarung bantal;
3.    Penggunaan masker kain harus mematuhi tatalaksana penggunaan masker seperti yang sudah diinformasikan oleh WHO;
4.    Tidak ada bentuk terbaik dari masker kain, yang penting menutup dari hidung hingga bagian bawah dagu dan terpasang pas serta tidak longgar.
Dari pemaparan diatas, maka saya pun kembali melanjutkan kegiatan berburu masker, agar saya dan anak-anak saya sedikit merasa aman apabila harus berkegiatan di luar rumah. Namun yang terbaik adalah menghindari kegiatan-kegiatan diluar dalam masa pandemic covid 19 ini, nah bagaimana dengan anda? Ikut berburu masker kain juga?

Sunday, 22 March 2020

Kondisi pendidikan daerah yang memprihatinkan dibalik wabah covid-19






Topanal Gustiranda


Musibah yang mulai didengar diawal tahun 2020 di Indonesia dari negeri tirai bambu menjadi fokus permasalahan di Indonesia pada saat sekarang ini, bahkan menjadi topik pembicaraan oleh masyrakat di dunia saat ini. Kasus ini mulai menjadi fokus pemerintahan Indonesia pada awal maret yang menyebabkan 2 orang WNI terkena virus covid-19 dan silang beberapa hari penyebaran virus covid-19 menyebabkan korban dalam jumlah yang banyak.

Pemerintah menyampaikan kabar duka terkait pasien positif virus corona atau yang mengidap penyakit covid-19 di Tanah Air. Jumlah pasien meninggal setelah mengidap covid-19 di Indonesia kini jumlahnya menjadi 38 kasus per 21 Maret 2020. Hingga Sabtu ini, diketahui bahwa secara total ada 450 pasien covid-19 di Indonesia (kompas.com).

Penyebaran virus ini sangat cepat terjadi disebabkan interaksi masyarakat di Indonesia yang sangat sulit di kendalikan, pelaksanaan kegiatan dalam jumlah yang banyak dalam satu lokasi, pasar tradisional dan pasar modern, mall dan tempat-tempat lainnya yang dianggap menjadi tempat mudahnya virus ini menyebar. Pemerintah melihat kondisi yang sangat sulit dikendalikan mengeluarkan kebijakan Belajar, Bekerja dan Beribadah di rumah masing-masing. Kebijakan ini diterapkan demi menekan penyebaran virus covid-19 menjadi lebih luas lagi.

Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden RI telah diterapkan oleh  pimpinan daerah yang berujung pada surat edaran untuk penetapan siswa, mahasiswa untuk belajar dirumah, serta kepada para pekerja untuk dapat bekerja di rumah/Work From Home (WFH). Penetapan kebijakan WFH ini dianggap merupakan cara yang tepat untuk mengontrol penyebaran covid-19 di Jakarta dan daerah sekitarnya. Tentu WFH telah ditentukan tata cara pekerjaan dan telah ditentukan pekerjaan yang bagaimana yang bisa WFH, karna tentu tidak semua pekerjaan yang bisa dilaksanakan dengan WFH, seperti: tukang parkir, pedagang keliling, driver online dll. Pekerja yang tidak bisa WFH tentu menjadi perhatian penting untuk kita semua agar mampu memberikan edukasi mengenai tata pelaksana kerja yang bersih dalam menjaga kesehatan diri.

Namun setelah saya coba survey ke salah satu daerah di Indonesia, penerapan WFH khususnya bagi siswa di daerah menjadi permasalahan yang sangat berat bagi mereka. Kenapa ? jawabannya karna perekonomian keluarga yang dominan berada pada tingkat rendah, sehingga sangat sulit untuk memiliki perangkat komunikasi yang mendukung untuk pembelajaraan daring. Ada sebagian mereka yang berkata “bagaimana mungkin kami orang tua bisa mendampingi anak kami untuk melakukan pembelajaran daring sedangkan kami gagap teknologi dan memiliki pendapatan yang cukup untuk makan?”. Seketika mendengar itu saya terdiam dan membenarkan didalam hati, bahwa teriakan mereka perlu dipertimbangkan dan perlu diketahui oleh para pimpinan di Negara ini. Pelaksanaan pembelajaran daring tentu harus didukung dengan SDM dan Sarana serta prasarana yang mencukupi.

Sekarang bagaimana pemerintah daerah memberikan solusi?? mungkin bisa berupa sosialisasi dan penyediaan sarana dan prasarana untuk masyarakat daerah dalam menjalankan kebijakan yang berlaku pada saat sekarang ini. Dan saya sangat yakin, banyak daerah-daerah lain di Indonesia ini merasakan hal yang sama, dilain sisi sistim ini sangat bagus dalam meminimalisir penyebaran covid-19 namun dilain sisi juga menjadi suatu beban pikiran bagi masyarakat dikalangan bawah.




Peran Mahasiswa di tengah Pandemik Covid-19




Fajar Priyautama
Sub Koordinator Penalaran, Kreativitas, Minat, dan Bakat Kemahasiswaan



Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, mahasiswa merupakan peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. Tidak ada lagi jenjang pendidikan setelah jenjang pendidikan tinggi sehingga setelah lulus, mahasiswa menjadi ujung tombak sebagai calon penerus bangsa. Nasib bangsa 10 tahun, 20 tahun ke depan sangat ditentukan oleh kualitas mahasiswa yang saat ini lagi menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Pada kondisi saat ini di tengah-tengah wabah penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), peran serta mahasiswa sangat diperlukan dalam mencegah lebih banyak kasus penularan Covid-19. Beberapa peran serta yang dapat dilakukan oleh mahasiswa kepada masyarakat antara lain: 1) agent of change, 2) guardian of value, 3) iron stock, 4) moral force, 5)social control (Nadhiifah Nurul Haq, 2019).
Sebagai agent of change (agen perubahan), mahasiswa harus menjadi penggerak masyarakat kearah yang lebih baik. Sebagai kamu intelektual, mahasiswa hendaknya dapat memberikan edukasi tentang Covid-19 kepada masyarakat minimal masyarakat sekitar di lingkungannya mengenai bagaimana cara pencegahannya sehingga meminimalisir penyebaran, tindakan-tindakan yang harus dilakukan apabila ada masyarakat terindikasi gejala-gejala Covid-19. Tentunya edukasi yang disampaikan haruslah sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat mengingat masyarakat kita tingkat kesadarannya masih rendah.
Sebagai guardian of value (penjaga nilai), mahasiswa harus menjaga nilai-nilai yang dijunjung bersama-sama antara lain kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan lain sebagainya.  Di tengah maraknya berita hoax tentang Covid-19 yang membuat resah masyarakat, mahasiswa hendaknya tidak ikut menyebarkan berita hoax namun berperan serta dalam memerangi berita hoax dan menyampaikan berita yang sesugguhnya agar masyarakat tidak semakin resah. Sebagai informasi, sampai saat ini jumlah berita hoax yang beredar sejumlah 196 berita (Detik, 2020).
Sebagai iron stock (generasi penerus bangsa), mahasiswa merupakan ujung tombak calon penerus bangsa sehingga ke depan negara ini akan dikelola oleh mahasiswa yang saat ini masih menempuh pendidikan. Sebagai aset bangsa, harus dijaga betul kualitas dan kuantitas mahasiswa. Di tengah wabah pandemik Covid-19, mahasiswa hendaknya dapat menjaga kebersihan dan kesehatannya masing-masing dan mengikuti himbauan pemerintah dengan melakukan social distancing (pembatasan sosial) agar meminimalisir tertularnya Covid-19 yang saat ini per 19 Maret 2020 telah menelan korban jiwa sebanyak 25 orang (CNN Indonesia, 2020). Agar dapat mempertahankan kualitas mahasiswa lulusan perguruan tinggi di tengah wabah pandemik Covid-19, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengimbau perguruan tinggi agar pembelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka diganti dengan dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring.
Sebagai moral force, sebagai insan yang mengenyam pendidikan tertinggi, mahasiswa harus menjadi contoh, teladan bagi masyarakat bagaimana menyikapi wabah pandemik Covid-19 agar masyarakat tidak resah dan panik.
Sebagai social control, mahasiswa harus menjadi pengontrol sosial dalam bentuk pengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal penanganan wabah pandemik Covid-19. Mahasiswa harus kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai kurang tepat seperti masih longgarnya warga negara asing masuk ke Indonesia, banyak informasi yang simpang siur, ketidakkonsistenan kebijakan yang disampaikan pejabat. Disamping kebijakan-kebijakan yang kurang tepat mahasiswa juga harus kritis untuk menyampaikan kebijakan-kebijakan yang seharusnya segera dilakukan oleh pemerintah.
Peran serta semua pihak sangat diperlukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi bangsa saat ini yaitu Covid-19. Semoga bangsa kita dapat melewati cobaan dan menjadi bangsa pemenang yang akan datang dengan generasi emas.

Daftar Pustaka

Nadhiifah Nurul Haq. (2019). 5 Peran Mahasiswa dalam Masyarakat yang Harus Kamu Tahu dan Laksanakan. IDNTimes.
Detik. (2020). Update: Ada 196 Hoax Virus Corona Ditemukan di Indonesia. Jakarta: Detik.
CNN Indonesia. (2020). Korban Meninggal akibat Corona di RI Tertinggi di ASEAN. Jakarta: CNN Indonesia.
Presiden R.I. (2012). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta.


Jum’at-an Saat WFH Kekinian





Iskandar

Jam dinding rumahku berdentang, pukul 11:30 WIB mengingatkan aku untuk segera pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat  jum’at, yang kebetulan saat ini aku sedang WFH terkait Surat Edaran Sesjen Depdikbud dan ditindaklanjuti oleh Surat Edaran Sesditjen Pendidikan Tinggi Depdikbud dalam rangka pencegahan penyebaran epidemi COVID-19.

Aku segera bergegas menyiapkan diri, dan berjalan menuju masjid terdekat dengan tempat tinggalku, dengan membawa sajadah. Di pertengahan jalan menuju arah masjid, aku melihat jama’ah lainnya dan beberapa tetangga dekat rumahku balik meninggalkan masjid tujuanku. Setelah dekat berpapasan denganku salah seorang dari para jama’ah tersebut mengatakan bahwa masjid Baitul Mu’min tempat recana tujuanku sholat jum’at saat ini tidak meyelenggarakan sholat tersebut, dikarenakan ada maklumat dari MUI cabang Bekasi. Akhirnya aku putar haluan mencari masjid terdekat yang mungkin menyelenggarakan sholat jum’at. Hal yang sama aku alami, saat sampai pertengahan jalan mendapat kabar bahwa masjid Al Jihad pun tidak menyelenggarakan sholat jum’at. Hatiku mulai was-was maklum waktu telah menunjukkan pukul 12:00 WIB, dimana itu adalah waktu sholat jum’at tanggal 20 Maret 2020 ini.

Singkat cerita, setelah berkeliling komplek akhirnya aku menemukan masjid yang  besar dan megah yaitu Al Barokah yang menyelenggarakan sholat jum’at, tepat pada saat adzan berkumandang. Tidak seperti biasa, hampir sebagian besar jama’ah menggunakan masker penutup mulut dan hidung. Dalam hatiku tertawa, untung saja khotib tidak memakai masker, karena terbayang olehku bagaimana menyampaikan kutbah jum’at-nya. Demikian juga rasa canggung para jama’ah saat akan  berjabat tangan sangat terlihat jelas pada raut wajah mereka. Hal ini benar-benar pengalaman paling aneh yang aku alami sepanjang hidupku saat mengikuti sholat jum’at. Semoga hal ini akan cepat berlalu dan kembali normal seperti sediakala.

Dalam doa khusyuk yang kupanjatkan, semoga Alloh SWT segera mengangkat musibah COVID-19, melindungi seluruh keluarga, saudara, teman, rekan kerja, para pemimpin, dan seluruh rakyat bangsa Indonesia dari malapetaka ini, aamiin YRA.  

SARAN AHLI UNTUK ORANG TUA TENTANG WABAH VIRUS CORONA




Roni Rukmana

Informasi tentang penyebaran COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru, tidak dapat dihindari saat ini. kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 119 orang. Dilansir dari tempo.co, Orang dewasa dapat melakukan banyak hal untuk meminimalkan dampak gosip sekolah dan mencoba menenangkan ketakutan anak tentang virus corona - atau berita apa pun yang terasa menyeramkan,
Ketika berita itu menakutkan, wajar saja untuk menjauhkan anak-anak Kita darinya dan berharap berita itu dengan cepat menjadi berita lama tanpa menimbulkan kecemasan mereka. Tetapi ketika subjek menjadi sebesar wabah virus corona sering kali lebih baik mengatasinya secara langsung, sehingga Anda dapat memerangi informasi yang salah sebelum menyebar dan mengontrol jangka waktu percakapan.
Tujuan utama percakapan Anda adalah menyampaikan pesan kepastian
Meskipun sangat penting untuk berbicara dengan anak-anak Kita tentang berita yang mungkin membuat mereka sedih, Anda tidak harus membuatnya menjadi pembicaraan yang serius. Lebih baik jika Anda menggunakan nada santai dan informal - nada yang menunjukkan bahwa masalahnya sedang ditangani.
Hal utama yang dapat diambil untuk anak-anak kita adalah bahwa ada begitu banyak dokter, ilmuwan, dan profesional kesehatan lainnya yang bekerja sangat keras untuk membantu mereka yang sakit dan melindungi mereka yang sehat," kata Debbie Zeichner, LCSW, seorang pelatih pengasuhan anak berbasis di San Diego, California. "Sangat penting untuk memberikan jaminan dan empati dengan apa pun ketakutan atau emosi yang mungkin mereka miliki."
Diskusikan sesuai usia anak
Anda paling mengenal anak-anak Anda, jadi terserah Anda untuk menyesuaikan tingkat informasi yang Anda berikan kepada anak Anda. Dan, tergantung pada usia anak-anak Anda, namun, sebagai aturan umum, ketika Anda berbicara tentang anak-anak prasekolah, tekankan pada cara mencuci tangan yang baik. "Anda mungkin berkata, 'Beberapa orang sedang sakit sekarang, jadi kita harus terus mencuci tangan dan membuat pilihan sehat kita!'" kata Katie Hurley, LSCW. 
Mempersiapkan diri untuk mencegah wabah virus corona
"Sikap kita sangat penting," kata Zeichner. "Jika kita cemas atau ambivalen, anak-anak kita dengan mudah memahami hal ini. Sering dikatakan bahwa emosi itu menular, yang disebabkan oleh kimia otak kita - terutama karena sistem saraf anak-anak kita memberi makan sistem saraf kita untuk informasi dan regulasi. Kita harus menjadi dan menyediakan tempat dan wadah yang aman untuk emosi mereka, daripada berkontribusi pada ketakutan mereka. Saya suka menyebutnya memiliki 'kepercayaan diri yang tenang.' "
Kita bisa melakukan yang terbaik untuk mendidik mereka tentang kuman, bagaimana kuman menyebar, dan bagaimana ketika kita menjaga tangan kita bersih dan jauh dari wajah kita, itu membantu kita tetap sehat, Tapi tidak mungkin mengendalikan apa yang dilakukan anak-anak kita dengan tangan mereka dalam situasi ini." Jika Anda melihat anak Anda mengalami goresan hidung, Anda harus membiarkannya.







Friday, 20 March 2020

SOLUSI DARI ANCAMAN COVID-19 TERHADAP AKADEMIK KEMAHASISWAA







Dr. Dra. Cedaryana, MPd
Sub Koordinator Akademik Kemahasiswaan

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi baik di universitas, institut, sekolah tinggi atau akademi. Jadi pengertian mahasiswa artinya terpelajar.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi, di dalam struktur pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi di antara yang lain. Mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan (agent of change). Menjadi seorang yang dapat memberi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat/ bangsa. Menyandang gelar Mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan karena seorang mahasiswa harus cerdas, sehat, taqwa, beretika, berempati serta mampu berinovasi dan kreatif.

Sejak Desember 2019 dunia digemparkan dengan Corona Virus Disease (COVID-19) dimulai dari Wuhan - China. Kemudian merebak menjadi musibah dunia. Di bulan Februari 2020 mulai terasa di Indonesia. Untuk tetap berlangsungnya Akademik Kemahasiswaan di tengah ancaman COVID-19 maka Dosen, Mahasiswa dan pihak kampus saling bersinergi.

Sejak Senin, 16 Maret 2020 KBM perkuliahan di perguruan tinggi dilaksanakan secara PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)kuliah On-line/Daring. antara lain : skype, google hangout,  zoom meeting, dll. Bagi yang belum terbiasa dengan metode tersebut pihak kampus akan memberikan tutorial hingga pelatihan. Beberapa PTN telah menetapkan PJJ hingga berakhirnya Semester Genap TA 2019/2020

Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita dan Indonesia segera pulih terlepas dari COVID-19.

"Tidak ada suatu musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, Dan barangsiapa beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Qs At Taghabun:11)