Wednesday, 22 April 2020



Dhaniek Wardhanie Ratnaningrum, SS

Sub Koordinator Organisasi Mahasiswa
Dit. Belmawa Ditjen Dikti Kemdikbud


    Memasuki tahun 2020, banyak rencana yang sudah dirancang. Beberapa rencana sudah terlaksana namun banyak rencana yang sepertinya mengalami beberapa penyesuaian atau bahkan  tidak bisa terlaksana sebagaimana mestinya. Perubahan-perubahan yang terjadi begitu cepat. Semua ini hanya terjadi karena adanya pandemic virus covid 19 atau yang lebih dikenal dengan nama virus corona. Dimana diawal tahun biasanya kita sudah disibukan dengan berbagai macam kegiatan kantor yang cukup menyita waktu, namun khusus di tahun 2020 ini kita dihadapkan pada kenyataan bahwa semua kegiatan yang biasanya kita lakukan di kantor harus bs dikerjakan dari rumah, sesuai dengan ketentuan pemerintah untuk bisa Bekerja dari Rumah atau Work From Home (WFH).

Kegiatan bekerja dari rumah ini sudah dilakukan selama 1 bulan dan diperpanjang lagi sampai dengan tanggal 13 Mei 2020 sesuai dengan SE MenPANRB nomer 50 tahun 2020. Kegiatan bekerja dari rumah bisa terlaksana dengan mengandalkan sosial media yang ada seperti Whatssap Group, Zoom, Facebook, Instagram dan lain-lain. Walau masih banyak kendala dalam melaksanakan kegiatan bekerja dari rumah namun kami tetap bekerja dari rumah dengan semangat seperti saat bekerja di kantor.

Dimasa pandemic virus covid 19 ini, ada kebijakan dari pemerintah untuk memakai masker kain sebagai pelindung diri saat berkegiatan di luar rumah, karena masker medis yang biasa digunakan hanya diperuntukan bagi tenaga medis dan orang2 yang terpapar penyakit saja. Maka disela-sela menjalankan kegaitan bekerja dari rumah maka dimulailah kegiatan lain yaitu berburu masker terutama masker kain, banyak vendor-vendor yang menawarkan berbagai bentuk masker kain sehingga malah membuat bingung, karena banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Seperti misalnya seberapa efektifkah masker kain disbanding masker medis,  bahan apa yang terbaik untuk masker kain, atau bentuk yang baik untuk masker kain spt apa dan lain-lain, maka selain berburu masker kain tidak ada salahnya untuk berburu juga informasi-informasi yang terkait dengan masker kain.
Menurut WHO, bahwa guna memutus mata rantai penyebaran virus covid 19 maka semua orang yang harus berada di luar rumah harus menggunakan masker kain, setelah sebelumnya Badan Dunia bidang Kesehatan tersebut menyatakan bahwa hanya orang yang sakit dan tenaga medis saja yang boleh menggunakan masker medis. Hal tersebut diambil setelah adanya penelitian ilmiah  yang menyatakan adanya dampak positif dari pemakaian masker dalam mencegah penyebaran virus covid 19.
Dalam Panduan sementara WHO, ada hal-hal yang harus diperhatikan terkait Masker, yaitu :
- Jumlah lapisan kain/tisu;
- Kemudahan bernapas yang diberikan bagi pengguna dari bahan masker;
- Sifat kedap air/hidrofolik;
- Bentuk masker;
- Kesesuaian masker.

Selain itu WHO juga menyarakan penggunaan tepat masker sebagai berikut :
- Tempatkan masker dengan hati-hati, pastikan masker menutup mulut dan hidung, dan kaitkan dengan kuat untuk meminimalisasi jarak antar wajah dan masker;
 Hindari menyentuh masker saat digunakan ;
- Lepas masker dengan teknik yang benar, jangan menyentuh bagian depan masker, melainkan lepaskan masker dari belakang;
- Setelah melepas atau setiap kali tidak sengaja menyentuh masker yang terpakai, bersihkan tangan dengan cairan antiseptic berbahan dasar alcohol atau sabun dan air mengalir jika tangan terlihat kotor;
- Segera ganti masker saat masker menjadi lelbab dengan masker baru yang bersih dan kering;
-Jangan gunakan kembali masker sekali pakai;
- Buang masker sekali pakai setelah digunakan dan segera buang setelah dilepas

Untuk masker kain sebaiknya digunakan tidak lebih dari 4 jam atau apabila sudah lembab maka masker harus segera diganti. Masker kain yang sudah tidak digunakan sebaiknya dimasukan ke dalam plastic untuk dapat dicuci dengan air sabun dan dapat dipakai kembali. Masker kain dapat menahan droplet pemakai dan bisa menahan droplet orang lain.

Para ahli peneliti dari Cambridge University telah melansir hasil penelitiannya tentang efektivitas berbagai macam kain yang dapat digunakan sebagai masker kain dan perbandingannya untuk menangkal kuman berukuran 0,02 mikron atau 5x lebih kecil daripada ukuran virus corona sebesar 0,1 mikron, dan hasilnya sebagai berikut :
 Masker Bedah                    : 89%
- Lap Dapur                           : 73%
- Kain Katun Campuran        : 70%
- Sarung Bantal                     : 57%
- Kain Katun                          : 51%

Sementara itu 2 lapis kain diuji dengan hasil:
- Masker Bedah                    : 97%
- Lap Dapur                           : 97%
- Kain Katun Campuran        : 71%
- Sarung Bantal                     : 62%
Kain Katun                          : 51%


Data Penelitian ahli dari Cambridge University memaparkan bahwa masker kain 2 lapis tidak signifikan meningkatkan efektivitas menangkal virus. Tapi masker kain dari bahan lap dapur efektifitasnya mendekati masker bedah. (sumber: Kompas.com tanggal 6 april 2020)
Namun mengingat pamakaian masker juga harus memperhatikan kenyamanan pengguna, dimana biasanya kain bahan lap dapur bila dipakai tidak akan membuat nyaman pengguna karena sulit untuk bernapas, maka bahan terbaik untuk pembuatan masker kain adalah kain katun kombinasi dan sarung bantal’

Masker yang baik adalah yang digunakan secara benar yaitu menutupi mulut, hidung dan dagu serta tidak longgar dan tidak boleh menyentuh bagian depan masker, kain yang berbahan kain 3 lapis (yang bisa diberi tisu untuk filter tambahan) lebih baik ketimbang masker kain yang hanya 2 lapis.
Untuk bahan kain untuk pembuatan masker, sesuai dengan rekomendasi adalah bahan katun, hindarilah memakai kain tenun, kain rajutan, kain polyester, spandeks, kain yang susah kering atau kain yang mudah lembab. Apabila sudah digunakan maka dilarang untuk menurunkan masker sampai ke dagu walaupun sekedar hanya untuk makan atau berbicara, karena apabila sudah melorot maka masker kain harus segera diganti dengan masker kain yang baru dan bersih.
Berbekal dari informasi-informasi tersebut diatas maka diperoleh beberapa kesimpulan bahwa :
1.    Masker kain tidak signifikan meningkatkan efektivitas menangkal virus, namun masih lebih baik daripada tidak memakai sama sekali;
2.    Bahan yang baik untuk membuat masker kain adalah katun kombinasi dan bahan sarung bantal;
3.    Penggunaan masker kain harus mematuhi tatalaksana penggunaan masker seperti yang sudah diinformasikan oleh WHO;
4.    Tidak ada bentuk terbaik dari masker kain, yang penting menutup dari hidung hingga bagian bawah dagu dan terpasang pas serta tidak longgar.
Dari pemaparan diatas, maka saya pun kembali melanjutkan kegiatan berburu masker, agar saya dan anak-anak saya sedikit merasa aman apabila harus berkegiatan di luar rumah. Namun yang terbaik adalah menghindari kegiatan-kegiatan diluar dalam masa pandemic covid 19 ini, nah bagaimana dengan anda? Ikut berburu masker kain juga?

No comments:

Post a Comment